Logika, Hati kecil , atau apaaa ?

Pernah saya berharap, kami ini bersatu padu. Tanpa seorang dua orang yang mampu memecah belah kami.

Pernah saya inginkan seorang dua orang partner bekerjasama yang mampu bekerja dikala duka melanda, ada senang menggebu.

Dan pernah pula saya bermimpi, berada disebuah bangku sekolah yang mampu mentransfer nilai nilai edukasi murni tanpa pencemaran. Penyelewengan, penghancuran, bahkan pembentukan sesuatu yang menjadi baru walau tak sampai.

Ternyata apa yang saya harapkan. Impikan, inginkan tak dapat terealisasi secara utuh. Bahkan mungkin (tidak?) Terealisasi?

Hati kecil dan logika kini bertarung !
Kini hati kecil mulai lebih sedikit tabah, tapi logika semakin bergejolak, memberontak, merusak sistem kerja keduah belah otak !
Mungkin Logika mulai menggerogoti tubuhku dengan sedikit membara.

'Hei, hati yang kecil ! Kau terlalu lemah, untuk sesuatu yang akan diinjak!' ucap Logika dengan nada tinggi.
Lalu hati kecil menjawab 'aku tak butuh ocehanmu sang pemberontak! Tak selamanya kau kuat sekuat apa yang kau bayangkan! Ingat ini hanya bayanganmu semata'
Logika : 'ah basa basi kau. Buat apa orang letoy seperti mu berada disini bak seorang pemimpin!
Hati kecil : 'diam kau, banyak omong. Yah, yah gak selamanya kamu dilambungkan!
Orang yang lemah itu kuat. Walaupun dia diinjak dia tetap kuat ! Karena orang yang lemah itu rata rata punya satu kunci yaitu kesabaran!
Logika : 'nggak penting, omonganmu itu! Mending buktikan dengan tindakan. Ayo , untuk membuktikan kamu kuat, bagaimana kalo aku menginjakmu??
Hati kecil : ìnjak saja aku, dasar pengecut. Ini alibi berupa retorika perumpamaan yang kau artikan dengan laksana adil ! Haha, kau LEMAH ! Aku tau itu. Makanya kau ingin menginjakku, agar aku hilang dan tak muncul dibatin orang ini!

(Pelajaran yg kita dapat ! Orang kuat blm tentu menang , tetapi orang yang menang itu sudah pasti disebut orang yang kuat)

Comments

Popular Posts